Mengapa Segalanya Memiliki Nilai dan Bagaimana Mengembangkannya?

Tentang Valuasi

Daplong Karbohidrat
3 min readApr 24, 2024

Konsep mengenai timbal balik senan anda temukan di pelbagai cakapan seolah paradigma dalam berhidup memang demikian. Tuhan memberi balasan bagi mereka yang melaksanakan kebaikan sekecil apapun. Sekecil apapun, bahkan hanya dengan tersenyum — karena senyum pun berharga. Bukankah ini torehan yang luar biasa? Konsep seperti ini ternyata membuka horizon lebih luas tentang bagaimana kita, semua ini, memang ada dalam tatan terbaik dan realitas terbentuk sebagaimana setiap hal memberikan pengaruh terhadap hal yang lainnya. Vinyl berputar pada “Another Day in Paradise” oleh Phil Collins.

She calls out to the man on the street
“Sir, can you help me?
It’s cold and I’ve nowhere to sleep
Is there somewhere you can tell me?”

Photo by Pat Whelen on Unsplash

Sepelupuk senyum yang timbul pada wajah anda dapat begitu berarti. Demikian cara orang nyaman memandang anda bukan? Seutas senyum memiliki nilai. Bagaimana jika anda bermuka masam? Pada seseorang yang anda tidak suka memang agaknya sulit mengembangkan senyum, bermuka masam pun bernilai — itu merupakan reaksi penolakan anda terhadapnya bukan? — bahkan ketika anda mencoba tidak memberikan pengaruh atau memberi nilai apapun terhadap siapapun, anda memberi nilai, sebuah kesan.

Peran memang senantiasa ada. Para petani menyediakan bahan pangan terhadap negerinya, memberikan kesempatan para pelaku untuk hidup dan menorehkan peran kehidupan yang lainnya. Lihatlah! Sasana-sasana itu menjadi tanah subur yang menghidupi anak-anak yang senantiasa lapar akan ilmu. Guru memberikan ajaran kebaikan, upayanya untuk menghidupkan peradaban menghiasi napas-napas lelah mereka. Tidak pernahkah hilang perkasamu? Istirahatlah sebentar.

Anda penting karena anda adalah alasan mengapa orang lain adalah … ya orang lain. Anda adalah alasan, mengapa sapu kamar anda adalah penting, mengapa kucing anda mengeong di lembabnya malam, mengapa teman anda berbahagia, anda adalah mengapa saya menjadi saya. Perspektif.

Nilai ini akan timbul sebagaimana anda adalah anda, spontan. Anda banyak membantu nenek menyeberang. Lakukan terus, kumpulkan sebanyak-banyakanya bukti bahwa demikianlah anda. Maka anda adalah seorang penolong: penyeberang untuk nenek.

Perhatikan bagaimana kalimat “sebagaimana anda adalah anda” saya haturkan ketimbang “sebagaimana anda ingin anda”. Nyatanya, tidak semua yang keluar sebagai pernyataan dan bukti yang mendefinisikan kita akan ditafsirkan sebagaimana pikiran kita mengira. Para lelaki bisa sangat buta mencari makna penting dari berias wajah, di saat yang sama para perempuan berlomba-lomba memburu tata rias yang paling elok hasilnya pada mereka. Nilai dari berias diri adalah multiinterpretatif. — N.B. yang saya maksud berias adalah make up.

Sebaik apapun anda. Pada akhirnya nilai yang anda ingin tertoreh pada identitas anda, belum tentu akan tercermin demikian pada kacamata-kacamata penyintas yang lain, dan itu tidak masalah. Seperti itulah indahnya seni “bertahan hidup”. Saat ini, barangkali, satu hal dapat sangat-sangat luas pemaknaannya. Sikap toleran agaknya menjadi tamu yang perlu dijamu, supaya tak lekas lalu dari antara hubungan kemanusiaan kita.

Oh, think twice, ’cause it’s another day for you and me in paradise
Oh, think twice, it’s just another day for you
You and me in paradise

Demikian, bincangan kita bukanlah simpulan mutlak. Kita hanyalah premis yang berupaya menggagas pernyataan yang mutlak, hanya priambul untuk rahasia kebesaran Tuhan. Anda tahukan?

--

--

Daplong Karbohidrat

Saya satu dibanding ratusan juta. Saya bukan pemeran utama. Kosong dan memang demikianlah terus. Tak ada yang abadi. Tak ada yang terus bergemintang.