Bagaimana Memahami Ekstremisme dan Obsesi?

Tentang Hubungan dan Kesan Pihak

Daplong Karbohidrat
2 min readApr 23, 2024

Ketegangan di mana-mana. Apakah sekarang semua antikritik? Para fan menjadi fanatik berikut tabiatnya yang penuh kompulsi. Mengapa kita terluka pada kritik yang — bahkan — ditorehkan pada para “pemimpin” kita? Apakah ideal kita menjadi tercoreng ketika “tuan” — dalam klaim pribadi — kita terpuruk? Seperti biasa, vinyl kita putarkan kembali. Agaknya “Hostage” oleh Billie Eillish seronok.

I wanna be alone
Alone with you, does that make sense?
I wanna steal your soul
And hide you in my treasure chest

Photo by Luca Bravo on Unsplash

Ada suatu fenomena sosial yang dapat kita telaah terkait emosi. Pada bahasan ini yakni pada mereka yang membenci dan mereka yang mencinta. Ahh … dalam sendunya malam, bulan lebih indah dari biasanya. Wajah diterpa dewi angin yang gemulai dengan lincah manjanya. Gemintang tersipu malu oleh lantunan syair pujangga nun sedap. Di saat itu, dunia sempurna. Kecuali mereka yang ditinggal oleh belahannya. Masih saja ada yang belum sempurna. Di saat itu, tegaslah rindu yang tak terlipur. Mereka yang mencinta tapi tertinggal di dunia saja.

Di sisi lain, duhai … bukankah hari ini baik saja mulanya? Kenapa harus daku lihat si bajingan itu? Sepat jadinya cerita ini. Cuih. Tak sudi berhadap dengan dia. Kenapa pula Tuhan boleh ciptakan orang seberengsek dia? Duhai yakinlah … diri orang itu dicipta bukan sebagai ujian, tapi musibah.

Bukankah demikian? Inilah yang kita maksud. Ada suatu keunikan. Bahwasanya mereka yang mencinta adalah mereka yang ingin senan bersatu dan tujunya memang untuk menjadi satu. Seolah-olah mereka adalah orang yang sama — tak mau pisah, tak mau diubah, tak mau disalah. Mereka adalah orang yang memimpi, ‘jadi satu garis dalam usahanya menghindari titik. Mereka adalah jiwa seorang penghamba salih dalam usahanya meleburi Lillah. Satu dan sama.

Pada mereka yang saling membenci. Apapun tabiat tersikap, apapun tindak ternampak, salahlah dia. Mereka adalah apa-apa yang salah di dunia ini dan mereka adalah apa-apa yang kita tak ingin “mereka berada pada kita”. Seolah mereka adalah aib, celaka jika tertoreh sedikit saja bekasnya pada tubuh kita. Tak boleh kita membawa identitas mereka. Mereka adalah hama yang menghantui pesta pora festival tani. Mereka adalah busuk yang tercium dari fananya dunia. Absolut lain.

Demikianlah, maka bagaimana ini menjadi masuk akal? Mereka yang menjadi fanatik adalah mereka yang lupa untuk mencinta yang lain. Mereka yang matanya tertuju pada buai indah ide yang terejawantah pada kekata seorang manusia. Manusia. Tersakiti pada mereka yang menyakiti orang itu, karena orang itulah saya.

Terlupakan pada perspeksi yang lain, terlampau penuh emosi yang meluap-luap. Mereka menghardik siapapun yang menghardik dia yang padanya aku menghamba — Tuhan tertawa satir melihat ini. Pada akhirnya, mereka yang bergerak dengan emosi, justru kehilangan hati.

And let me crawl inside your veins
I’ll build a wall, give you a ball and chain
It’s not like me to be so mean
You’re all I wanted

--

--

Daplong Karbohidrat

Saya satu dibanding ratusan juta. Saya bukan pemeran utama. Kosong dan memang demikianlah terus. Tak ada yang abadi. Tak ada yang terus bergemintang.