Bagaimana Kebahagiaan Muncul?

Mengenai pencarian

Daplong Karbohidrat
3 min readAug 3, 2023

Pertanyaan seperti tidak akan kita jawab dengan pendekatan yang saintifik, melainkan lebih pada abstraksi yang menekankan ekspresi dan anggapan saya pribadi.

Mari melihat bagaimana anda menyikapi asumsi berikut.

Bahagia yakni sikap yang muncul akibat dari kebersesuaiannya prinsip pribadi dengan amalan, bertindak sebagai petunjuk, dan menjadi motivasi berlaku.

Mengapa kita akan bilang ini benar? Lebih lanjut, mengapa ini penting?

Sangat sulit bagi saya untuk menyana ekspresi ini — yang lucunya mudah untuk dilihat. Bukankah biasanya kebahagiaan eksplosif? Benar, demikian memang, tapi sulit untuk membahasnya dengan tuntutan pertanyaan “Mengapa itu harus ada dan jadi relevan?”. Mengenai alasan eksistensi perasaan bahagia masih memerlukan kontemplasi yang lebih mendalam. Namun, mengapa saya tetap mengatakan bahwa premis di atas adalah benar? Darimana asal pandangan itu? Vinyl Spotify berputar pada “Audio” oleh LSD.

You got the heart, we got the soul. Just when the world’s saying they got no hope. Here comes the love. We got audio.

Mari kita susun paradigma berpikir kita melalui bab-bab.

  1. Kebahagiaan membawa hidup
    Masih menjadi misteri alasan manusia ini hidup. Menapaki waktu, menuai ruang adalah upaya kita untuk senantiasa ada dalam kehidupan. Banyak anggapan-anggapan yang muncul sebagai rekomendasi untuk kita menjawab pertanyaan mengenai alasan hidup. Satu menyebut bahwa hidup ini tidak ada artinya, karena toh ketika kita mati pengaruh kita akan senantiasa hilang dan toh dunia akan hancur. Percuma rasanya, bukan? Satu menyebut hidup sebagai bentuk penghambaan semata kepada kepentingan Yang Mahabesar — yang kita tidak tahu apa itu. Lainnya lagi, kita ada karena harus bertanggung jawab atas apa-apa di sekeliling kita — memberikan pengaruh yang terus memengaruhi pengaruh yang lain. Namun demikian, ekor yang membuat hidup kita berarti adalah kebahagiaan yang diciptakan di dalamnya, bukan? Bahkan ketika hidup menjadi irrelevan dalam interpretasi kita, bahagia tetap menjadi tujuan akhirnya — atau setidaknya upaya untuk menghindari kesengsaraan.
  2. Kebahagiaan membentuk dunia
    Kebahagian yang menuntun orang berperangai tampaknya mendiversifikasi. Prinsipnya barangkali sama, entah berupa pembinasaan tantangan atau pemberdayaan diri sendiri, hanya metodologinya yang berbeda. Seorang penggiat seni berekspresi dalam produknya. Seorang penakluk merasa hidup ketika berhasil mengalahkan. Ekspresi tindakan dalam menggapai kebahagiaan di dunia sangat variatif. Demikianlah satu alasan mengapa bahagia itu perlu. Dunia yang beragam adalah masuk akal — toh keadaan sekarang seperti itu. Masyarakat yang majemuk membentuk identitas. Jika kita sama seharusnya tidak ada “kita”, iya kan?
    Tapi bukankah keberbedaan identitas ini menimbulkan ketidaknyamanan? Ketidaknyamanan yang berujung dengki dan perpecahan akan merugikan, bukan? Betul, kita tidak berada pada dualisme, tidak ada kehidupan tanpa kehancuran. Apapun ending yang diusung kebahagiaan, ia tetap relevan.
  3. Bahagia membentuk alasan
    Mari menegasi pernyataan bab ini dan melihat kerelevanannya dengan pendekatan pragmatis. Bahagia tidak membentuk alasan. Saya menulis artikel ini karena saya tidak bahagia menulisnya. Anda membaca bab ini karena anda tidak ingin bahagia atas diskusi kita di dalamnya atau anda tidak ingin bahagia atas keburukan kualitas tulisan saya — ingat bahwa bahagia berangkali berakar pada pembinasaan tantangan.
    Terdengar aneh bukan? Terkesan tidak sejalan. Mari menilik lebih lanjut.
    Bagaimana mungkin? Kita beraktivitas tapi tidak bahagia menjalaninya. Bagaimana kesukaran yang dihindari malah mendorong kita melakukan sesuatu? Mengapa kita tetap melakukan itu? Inilah uniknya. Kebahagiaan mendorong seseorang melakukan sesuatu bahkan ketika itu abstrak dan belum bisa dicapai — hanya berbentuk harapan atau cita-cita. Ingat! Apa yang membuat anda tetap berada dalam pengupayaan itu?
    Menjadi sesuatu demi orang terkasih barangkali? Anda ingin mereka bahagia, bahkan ketika anda tidak berbahagia menjalaninya. Di sana, apa yang membuat anda tetap teguh adalah kepercayaan: apa yang membawa saya sampai saat ini — jenuh, bosan, tawa, teman — akan membahagiakan saya di masa depan. Indah ketika bahkan kebahagiaan orang lain dapat menjadi alasan berbahagia kita.

Hampir habis kaset kita diputar, “Audio” sudah berada pada outro.

We can’t live on without the rhythm

Alasan yang mendasari kita berlaku ini membentuk seperti apa hidup kita. Apakah kita akan menuntut kebahagiaan dari material sehingga tindakan kita mengarah pada pengupayaan itu? Apakah kita akan menuntut pengetahuan sehingga penguakan misteri alam mengeuforia kita?

Alasan yang fundamental ini membentuk seperti apa hidup kita. Mengikuti orang lain yang kita rasa sepaham atau menginspirasi orang lain dengan cara yang beragam. Dunia penuh dengan interaksi, serat dengan tukar-menukar efek.

Keindahan ini menuntun pada penghayatan diri. Bagaimana kita sekarang, akan seperti apa di masa depan?

Saya bahagia atas diskusi kita.

--

--

Daplong Karbohidrat

Saya satu dibanding ratusan juta. Saya bukan pemeran utama. Kosong dan memang demikianlah terus. Tak ada yang abadi. Tak ada yang terus bergemintang.